Tuesday, 12 November 2013

Prospek Profesi Public Relations di Indonesia




Sebuah hasil penelitian PR World Report (http://worldreport.holmesreport.com/) dari The Holmes Report dan the International Communications Consultancy Organisation (ICCO) yang dirilis pada tahun 2013 menarik untuk ditelisik lebih jauh. Artikel tersebut menyebutkan bahwa industri Public Relations secara global mencatat pertumbuhan sebesar 8% pada tahun 2012 dan pertumbuhan terbesar diraih oleh Asia-Pasifik.

Sebagai salah satu negara di kawasan Asia-Pasifik, prospek Public Relations (PR) di Indonesia cukup menjanjikan. Hal ini didukung dari meningkatnya kesadaran perusahaan dan masyarakat akan pentingnya peran PR. PR merupakan penjembatan antara perusahaan/organisasi kepada masyarakat. Peran PR sangatlah penting, yakni bagaimana caranya membangun dan menjalin hubungan baik antara perusahaan/organisasi dengan masyarakat. Tentu saja peran ini membutuhkan strategi dan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Meningkatnya kesadaran perusahaan dan masyarakat akan pentingnya peran PR menghasilkan tingginya permintaan akan praktisi Public Relations yang profesional. Hal ini disadari oleh para pelaku PR dan diikuti dengan kehadiran start-up PR agency, salah satunya Praxis yang selalu membangun ide, strategi dan implementasi strategi komunikasi untuk klien guna mencapai hasil yang maksimal.

Pentingnya peran PR dan prospeknya yang cerah di masa depan juga disadari oleh berbagai pihak, termasuk oleh berbagai instansi pendidikan. Sudah semakin banyak sekolah yang membuka jurusan PR. Pengetahuan yang mumpuni di bidang PR tentunya bermanfaat bagi perusahaan yang membutuhkan jasa PR profesional.

Sebagai hasil, perkembangan di industri PR di Indonesia pastinya akan diikuti oleh meningkatnya kualitas dan kompetisi di antara para praktisi PR. Oleh karena itu, sangat penting bagi para praktisi yang bergelut di bidang ini untuk terus memperkaya pengetahuan dan mengasah keahlian yang dimilikinya.

Wednesday, 3 April 2013

Public Relations is Not a ‘Really’ Stressful Job






CareerCast.com, an online database of jobs in the US and Canada rank the top 10  most stressful jobs to the 10 least stressful jobs in America every year. In 2011, PR is ranked the second most stressful job, right after pilot. In 2013, PR went down the chart and is ranked the fifth most stressful job.

“Public relations executives are masters of damage control, thus need to be able to think and act quickly under stress,” CareerCast report states. “The profession lives in the public eye, and it’s also one of the professions attracting the most college students, which makes landing and keeping a good job that much more difficult.”
How is it measured?

There are 11 stress scale’s metrics that are used by CareerCast to rank the jobs, assigned to each area are as follows:
  • Travel, amount of 0-10
  • Growth Potential (income divided by 100)
  • Deadlines 0-9
  • Working in the public eye 0-5
  • Competitiveness 0-15
  • Physical demands (stoop, climb, etc.) 0-14
  • Environmental conditions 0-13
  • Hazards encountered 0-5
  • Own life at risk 0-8
  • Life of another at risk 0-10
  • Meeting the public 0-8
PR professionals should always be in “stand by” mode because a crisis can occur anytime. They are the defenders of brand, image, or reputation. This is the core responsibility of PR professionals. They are the bridge that lies between the company and the public. In addition to what CareerCast report states, PR professionals are required to be creative, imaginative, decisive, and strategic.

So, is being a PR professional really “that” stressful? Based on my experience the anwer is no. The key is to love your job unconditionally. Like the saying goes, “Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life.”

Almost every job is stressful (at certain level). But it really depends on how we handle the stress. Your passion for the industry, positive thinking and attitude will definitely help you overcome the stress of the job. Once you are able to improve your skills and gain valuable experiences in the field, you can manage that stress level even better.

In Praxis, we are committed not only to perform our job, but also to enjoy it. It is less stressful this way. Therefore, it is effective to minimize the stress level. Let me divulge the secrets:
  1. Get organized and manage your time
So many things to do, so little time. Yes, that’s why orginizing and prioritizing our tasks at the office are very important. This way, we can be more focused on the task at hand and use our time more efficiently.
  1. Look at obstacles from another perspective
Consider obstacles as stepping stones to become better PR professionals. The more obstacles we face, the more we learn, the better PR professionals we become.
  1. Work hard, play harder
Yes, our job is very demanding. We always give a 100% to complete our daily tasks, but we put a 110% to have fun outside of office hours.
  1. Be social
Meet people, make new friends, maintain old friends, talk, laugh, share, etc. Communicating what’s going on in our lives to the people around us can be very beneficial. They might know a thing or two about what we are currently facing. So, it gives an added perspective to our situation.
  1. Mens sana in corpore sano
Excercising regularly is very effective to lift our mood. It also increase stamina and endurance to face those sleepless nights in times of crisis.
  1. Get enough sleep
Lack of sleep can reduce your ability to think in a better way. It’s important to improve the quality of your sleep by having 7 to 8 hours every night in a non-crisis mode, or 15 to 30 minutes in crisis mode.
As mentioned by CareerCast report, more and more people are trying to get into the PR industry, so, finally, enjoy your life as a PR professional while it lasts!

Saturday, 12 January 2013

Belajar Nyetir Buat Para Cewek


Source: http://amritiara.blogspot.com


Source: http://memo.blogombal.org/2010/04/28/belajar-berlatih/


Halo fellas! Ngga tau kenapa tiba2 gue tertarik buat bahas tentang belajar nyetir buat para cewek. Yuph, sebagai cewek gue ngerasa ngga ada salahnya gue membahas hal ini, terutama kepada sesama cewek.

Suatu ketika...
Tmn gue (O): Gue pengen belajar nyetir nih, tapi ngga ada yang ngajarin..
Gue (F): Wah, jangan belajar nyetir sendirian, meski dulu bokap gue bilang dia belajar nyetir sendiri tanpa diajarin siapa-siapa, buat kita para cewek, jangan coba-coba!
O: Lho kenapa?
F: Gini lho %$^&*$)@#

Sebagai pembukaan, cara cewek dan cowok belajar nyetir memang berbeda lho. Rata-rata cowok memang lebih mudah belajar nyetir dibanding cewek. Hanya dengan melihat dan memperhatikan, ditambah dengan  keberanian mereka, ngga sedikit cowok yang bisa belajar nyetir tanpa mentor. Gue sempat berpikir, ibarat mesin  mobil atau permainan merakit tamiya, cowok dengan mudahnya belajar dan mengerti. Kalo cewek? Haduh, jangan harap deh. Bisa dihitung perbandingan jumlah cowok dan cewek yang mahir dalam hal mesin ini. Barangkali ada hubungannya dengan belajar nyetir? Hehehe..

Sebagai TAHAP PERTAMA, hal yang pertama kali harus ada disamping kemauan untuk bisa nyetir adalah memperhatikan cara orang menyetir dan mengerti bagian-bagian dasar dari mobil. Kenalin dulu dan ingat baik2 mana yang namanya kopling, gas, rem kaki, rem tangan, fungsinya apa, sama tanda2 di dashboard mobil.

TAHAP KEDUA, gue saranin seorang cewek memilih seorang cowok yang bisa memandu dia ngegas maju mundur, belok, rasain injakan gas, dll. Cowok ini HARUS orang yang sabar dalam ngajarin elo. Ajarinnya juga ngga boleh sembarangan, cari tempat yang luas dan aman, contohnya adalah lapangan yang luas dan terbebas dari orang-orang. Ini merupakan TAHAP KETIGA yang wajib dan kudu dilakuin.

Sekedar sharing, pertama kali gue belajar mobil itu memang di lapangan luas, diajarin bokap, ga ada sejam. Disana gue belajar maju mundur, merasakan injakan gas dan rem, hal-hal mendasar, dsb. Itu juga diajarin bentar doank, ga ada sejam. Itu adalah pertama dan terakhir kalinya bokap ajarin gue. Gue rasa dia kapok dan ngga sabaran ngajarin cewek nyetir! Ahahaha..

Oke, lanjut ya ceritanya.. Sejak saat itu, gue selalu ngerengek minta diajarin lagi ke lapangan, tapi bokap dengan seribu satu alasan bilang NGGA. Ya sudah, diam-diam pas liburan semester gue daftar ke sebuah tempat les nyetir mobil. Belajar di sebuah tempat les nyetir mobil itu adalah TAHAP KEEMPAT yang HARUS dilaksanakan.

Kenapa harus? Gue bersyukur bokap uda ngajarin gue dasar-dasar nyetir meski cuma sekedar maju, mundur, belok, mutar-mutar, dan ngerem tentunya. Jadi pas gue les mobil, gue ngga rugi-rugi banget, uda bisa jalanin mobil, maju mundur dan ngerem. Alhasil, pas hari pertama gue uda dipandu nyetir mobil di jalan raya. Waktu itu jatah les mobil gue cuma sekitar seminggu aja, tiap pertemuan cuma ada waktu 1 atau 1 ½  jam belajar. Mobil yang digunakan juga mobil kijang kapsul manual tahun 1998-an.

Selama les mobil seminggu itu, banyak banget pengalaman yang ngga bisa gue lupain, diantaranya, sering buang setir ke kiri karena takut ngeliat motor dari arah berlawanan melaju kencang dan seakan-akan akan nabrak gue (mobil yang gue setir sampai keluar jalur), rempong keluar masuk gang-gang kecil dengan beragam sepeda dan motor yang hampir gue serempet, hampir nabrak motor, dan yang ngga kalah penting adalah hampir nabrak polisi karena grogi diklaksonin orang-orang pas lampu merah berubah jadi hijau. Polisi itu sampai mundur dan guru les gue sampai buang setir. Yuph, untung mobilnya heboh banget dengan aneka stiker iklan tempat les dan tulisan “BELAJAR”. Coba kalo ngga, gue yakin polisi itu uda ngejar2 gue dan menilang, lengkap dengan makian karena nyawanya hampir melayang ke awang-awang.

TAHAP KELIMA, gue saranin kalian membiasakan diri menyetir mobil. Sering-sering nyetir mobil, tentunya dengan hati-hati, konsentrasi penuh, tetap menjaga jarak aman, dan tidak dengan orang yang justru membuat kalian grogi. Contohnya, gue dinyatakan lulus nyetir. Gue uda berkali-kali tanya ke guru les gue, “Bener nih pak udah lulus? Kalo belum saya perpanjang lagi nih!”, tetap aja jawabannya, “Ngga perlu Felicia. Kamu duah bisa nyetir gitu kok, uda lancar, tinggal dibiasain nyetir aja ya”. Tiap gue nyetir dan disamping gue adalah bokap, dia selalu komplain, akibatnya, gue grogi dan itu cuma buat down. Lebih nyaman kalo disamping gue adalah nyokap atau adik gue.

TAHAP KEENAM, belajar parkir. Ini penting banget nih. Sampai saat ini, ngga ada yang ngajarin gue parkir. Alhasil, gue ngga bisa parkir dengan benar hingga saat ini karena kesibukan gue kuliah dan kerja, sementara mobil di rumah orang tua. Sekalinya nekad ke Mall dengan parkiran susah, pasti mobil itu ada “bekas”nya. Ahahhaa...

Sekian tips dan pengalaman gue tentang belajar nyetir buat para cewek. Memang agak panjang tulisannya, tapi semoga informasi ini bermanfaat ya :)