Saturday 29 March 2014

Outing ke Hongkong Bersama Praxis – Hari Kedua




Hari kedua di Hongkong (22 Maret 2014) merupakan waktu bebas. Kami dibebaskan untuk pergi kemanapun yang kami mau. Kami berpencar. Kelompok cewe-cewe pergi berbelanja dari satu tempat ke tempat lainnya, sementara kelompok cowo-cowo pergi ke tempat belanja lainnya. Tempat tujuan disesuaikan dengan keinginan kami.

Di hari kedua ini, kami banyak menghabiskan waktu di Kowloon. Kami pergi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan MTR (Mass Transit Railway).

Masing-masing dari kami memutuskan untuk membeli kartu MTR jenis Travel Pass seharga HKD 55. Travel Pass Card dapat digunakan untuk pergi kemana saja menggunakan MTR selama 24 jam penuh. Kami menggunakan MTR seharian ini, oleh karena itu hitungannya jadi lebih murah bila dibandingkan dengan beli single pass card.
Beberapa tempat yang aku ingat adalah Times Square, Forever 21, berbagai toko kosmetik bernama “Sasa”, dan tak ketinggalan H&M. Kami memutuskan untuk mengunjungi H&M di Tsim Sha Tsui (again). 



Malam harinya, hal yang tak boleh dilupakan untuk dikunjungi adalah Ladies Market. Ladies Market terletak di MTR Mong Kok. Hotel kami terletak di MTR Yau Ma Tei, hanya satu MTR menuju Ladies Market. Karena ketidaktahuan kami, akhirnya dari hotel kami naik MTR untuk menuju Ladies Market. Di hari ketiga, kami akan mendapatkan surprise tentang hal ini!

Source: gourmetjourney.blogspot.com


Di Ladies Market, semua orang pasti akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Disana aku melihat langsung proses seorang cowo melamar cewenya di tengah pasar (mereka tidak sadar kalo aku tak sengaja memperhatikan mereka). Tak jauh dari sana, aku melihat segerombolan anak muda yang membawa balon bertuliskan “Will You Marry Me?”. Kalau yang ini, nampaknya proses melamar sudah selesai. Segerombolan anak muda itu memasang muka sumringah dan lega. Ya, tampaknya teman mereka berhasil melamar pacarnya. (Asumsi dengan mengamati nih namanya. LOL).

Di tempat ini pun tidak banyak orang yang bisa berbicara Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris. Meski demikian, aku berupaya untuk menawarnya dalam Bahasa Mandarin. Hitung-hitung mempraktekkan Bahasa Mandarin yang cuma kupelajari selama setahun, tepatnya 8 tahun yang lalu. Berbelanja di Ladies Market itu harus bermuka tebal. Ngga usah takut, kaget, apalagi sampe sakit hati kalo diomelin, dimaki-maki, bahkan diusir. Inilah seni berbelanja di Ladies Market. Kalau gagal mendapatkan barang yang kita tawar, bahkan diomelin dan diusir, ya move on ke tempat lainnya. 

Perjalanan hari kedua ini usai sudah. Setelah aku hitung, kami berjalan kaki lebih dari 12 jam hari ini. Sesampainya di hotel (sekitar jam ½ 12 malam), kami membawa banyak belanjaan di tangan dan tak ketinggalan adalah kaki yang super pegal. Namun, kami senang.

No comments: