Hari kedua di Hongkong (22
Maret 2014) merupakan waktu bebas. Kami dibebaskan untuk pergi kemanapun yang
kami mau. Kami berpencar. Kelompok cewe-cewe pergi berbelanja dari satu tempat
ke tempat lainnya, sementara kelompok cowo-cowo pergi ke tempat belanja
lainnya. Tempat tujuan disesuaikan dengan keinginan kami.
Di hari kedua ini, kami
banyak menghabiskan waktu di Kowloon. Kami pergi dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan MTR (Mass Transit Railway).
Masing-masing dari kami
memutuskan untuk membeli kartu MTR jenis Travel Pass seharga HKD 55. Travel
Pass Card dapat digunakan untuk pergi kemana saja menggunakan MTR selama 24 jam
penuh. Kami menggunakan MTR seharian ini, oleh karena itu hitungannya jadi
lebih murah bila dibandingkan dengan beli single pass card.
Beberapa tempat yang aku
ingat adalah Times Square, Forever 21, berbagai toko kosmetik bernama “Sasa”, dan
tak ketinggalan H&M. Kami memutuskan untuk mengunjungi H&M di Tsim Sha
Tsui (again).
Malam harinya, hal yang tak
boleh dilupakan untuk dikunjungi adalah Ladies Market. Ladies Market terletak
di MTR Mong Kok. Hotel kami terletak di MTR Yau Ma Tei, hanya satu MTR menuju
Ladies Market. Karena ketidaktahuan kami, akhirnya dari hotel kami naik MTR
untuk menuju Ladies Market. Di hari ketiga, kami akan mendapatkan surprise
tentang hal ini!
Source: gourmetjourney.blogspot.com |
Di Ladies Market, semua
orang pasti akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Disana aku melihat
langsung proses seorang cowo melamar cewenya di tengah pasar (mereka tidak
sadar kalo aku tak sengaja memperhatikan mereka). Tak jauh dari sana, aku
melihat segerombolan anak muda yang membawa balon bertuliskan “Will You Marry
Me?”. Kalau yang ini, nampaknya proses melamar sudah selesai. Segerombolan anak
muda itu memasang muka sumringah dan lega. Ya, tampaknya teman mereka berhasil
melamar pacarnya. (Asumsi dengan mengamati nih namanya. LOL).
Di tempat ini pun tidak
banyak orang yang bisa berbicara Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris. Meski
demikian, aku berupaya untuk menawarnya dalam Bahasa Mandarin. Hitung-hitung
mempraktekkan Bahasa Mandarin yang cuma kupelajari selama setahun, tepatnya 8
tahun yang lalu. Berbelanja di Ladies Market itu harus bermuka tebal. Ngga usah
takut, kaget, apalagi sampe sakit hati kalo diomelin, dimaki-maki, bahkan
diusir. Inilah seni berbelanja di Ladies Market. Kalau gagal mendapatkan barang
yang kita tawar, bahkan diomelin dan diusir, ya move on ke tempat lainnya.
Perjalanan hari kedua ini
usai sudah. Setelah aku hitung, kami berjalan kaki lebih dari 12 jam hari ini.
Sesampainya di hotel (sekitar jam ½ 12 malam), kami membawa banyak belanjaan di
tangan dan tak ketinggalan adalah kaki yang super pegal. Namun, kami senang.
No comments:
Post a Comment