Sejak hari Kamis, 10 Juni 2010, di Halte Busway Kalideres dan Harmony telah diberlakukan antrian terpisah bagi cowo dan cewe. Cewe mengantri 2 baris di kanan, sementara cowo di sebelah kiri dengan 2 baris antrian.
Seorang petugas busway menjelaskan bahwa ini merupakan ide yang sebetulnya sudah diajukan dari kemarin2, namun baru direalisasikan sekarang mengingat semakin banyaknya pelecehan seksual terhadap cewe di antriann, khususnya saat antrian sedang padat-padatnya. "Baru-baru ini banyak sekali pengaduan pelecehan seksual, namun bukti yang ada tidak cukup kuat karena pelecehan berbentuk sentuhan. Di visum pun tidak akan menghasilkan bukti apa-apa kecuali adanya pemukulan," ujar petugas busway.
Opini masyarakat khususnya kaum wanita terhadap aturan ini memang positif. Dengan diberlakukannya aturan ini, maka kaum wanita merasa lebih aman dari tangan-tangan nakal. Memang masih ada keraguan dari masyarakat bahwa aturan ini hanya diterapkan di awal-awal saja, hanya sebagai formalitas belaka dan mungkin aturan ini tidak akan berlangsung lama.
Dari pengamatan di beberapa forum sosial dan diskusi, masyarakat berharap bahwa aturan ini akan selalu diterapkan setegas saat ini. Tampaknya saran lainnya perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah, yaitu pemberlakuan busway khusus wanita dan busway khusus pria, seperti halnya kereta di jepang yang mengkhususkan untuk pria dan yang satu lagi untuk wanita.
Aturan ini tampaknya cukup membuat resah copet dimana copet selalu bekerja komplotan, bahkan melibatkan anggota wanita. Selain copet, aturan ini meresahkan mereka yang berpacaran dan yang menggunakan busway sekeluarga karena mereka harus mengantri secara terpisah.
beberapa orang berkata bahwa aturan ini meminimalisir pelecehan seksual. meskipun demikian, pelecehan seksual tetap masih ada di dalam busway, khususnya saat berebutan masuk ke dalam busway dan saat penumpang busway padat.
Salah seorang petugas busway berkata bahwa saran dari masyarakat sangat dibutuhkan demi perbaikan pelayanan Transjakarta Busway. Saran dapat dilayangkan kepada kepala petugas busway atau telepon busway yang telah disediakan.
Sayangnya, hal ini belum dilakukan di halte busway Dukuh Atas, padahal Halte Busway Dukuh Atas terkenal dengan para maniak seks.
Berdasarkan pantauan yang ada, peraturan ini masih belum dilaksanakan secara maksimal, seperti saat siang hari ataupun saat antrian sepi, padahal suatu ketegasan dan integritas dalam menjalankan suatu peraturan sangat diperlukan demi keberhasilan tujuannya.
Seorang petugas busway menjelaskan bahwa ini merupakan ide yang sebetulnya sudah diajukan dari kemarin2, namun baru direalisasikan sekarang mengingat semakin banyaknya pelecehan seksual terhadap cewe di antriann, khususnya saat antrian sedang padat-padatnya. "Baru-baru ini banyak sekali pengaduan pelecehan seksual, namun bukti yang ada tidak cukup kuat karena pelecehan berbentuk sentuhan. Di visum pun tidak akan menghasilkan bukti apa-apa kecuali adanya pemukulan," ujar petugas busway.
Opini masyarakat khususnya kaum wanita terhadap aturan ini memang positif. Dengan diberlakukannya aturan ini, maka kaum wanita merasa lebih aman dari tangan-tangan nakal. Memang masih ada keraguan dari masyarakat bahwa aturan ini hanya diterapkan di awal-awal saja, hanya sebagai formalitas belaka dan mungkin aturan ini tidak akan berlangsung lama.
Dari pengamatan di beberapa forum sosial dan diskusi, masyarakat berharap bahwa aturan ini akan selalu diterapkan setegas saat ini. Tampaknya saran lainnya perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah, yaitu pemberlakuan busway khusus wanita dan busway khusus pria, seperti halnya kereta di jepang yang mengkhususkan untuk pria dan yang satu lagi untuk wanita.
Aturan ini tampaknya cukup membuat resah copet dimana copet selalu bekerja komplotan, bahkan melibatkan anggota wanita. Selain copet, aturan ini meresahkan mereka yang berpacaran dan yang menggunakan busway sekeluarga karena mereka harus mengantri secara terpisah.
beberapa orang berkata bahwa aturan ini meminimalisir pelecehan seksual. meskipun demikian, pelecehan seksual tetap masih ada di dalam busway, khususnya saat berebutan masuk ke dalam busway dan saat penumpang busway padat.
Salah seorang petugas busway berkata bahwa saran dari masyarakat sangat dibutuhkan demi perbaikan pelayanan Transjakarta Busway. Saran dapat dilayangkan kepada kepala petugas busway atau telepon busway yang telah disediakan.
Sayangnya, hal ini belum dilakukan di halte busway Dukuh Atas, padahal Halte Busway Dukuh Atas terkenal dengan para maniak seks.
Berdasarkan pantauan yang ada, peraturan ini masih belum dilaksanakan secara maksimal, seperti saat siang hari ataupun saat antrian sepi, padahal suatu ketegasan dan integritas dalam menjalankan suatu peraturan sangat diperlukan demi keberhasilan tujuannya.
No comments:
Post a Comment