Thursday 10 February 2011

Tuhan PASTI Turun Tangan

TUHAN PASTI TURUN TANGAN

Setiap perkara dapat kutanggung
Dengan kekuatan yang Kau berikan
Bahkan di dalam kelemahan
Ku tahu kuasa-Mu semakin sempurna

Setiap perkara dapat kutanggung
Dengan kekuatan yang Kau berikan
Bahkan di dalam kelemahan
Ku tahu kuasa-Mu semakin sempurna

CHORUS:
S'bab Tuhan pasti turun tangan
Membawa pertolongan dimana ku perlukan
'Pabila Kau yang campur tangan di setiap pergumulan
Kau bawa ku menuju kemenangan


Setiap perkara dapat kutanggung
Dengan kekuatan yang Kau berikan
Bahkan di dalam kelemahan
Ku tahu kuasa-Mu semakin sempurna




Tanggal 3 February 2011 bertepatan dengan imlek dan juga masuknya nyokap gue ke rumah sakit. Puji Tuhan tanggal 7 February 2011 nyokap sudah bisa pulang ke rumah meski masih harus menjalani rawat jalan ke Rumah Sakit setiap hari. Hari Selasa, 8 February 2011 gue mendengar lagu di atas. Gue teringat sama ko Jonathan Prawira, sang penulis lagu dan saat-saat sulit nyokap di Rumah Sakit.

Ko Jonathan Prawira pernah membawakan firman di suatu perkumpulan ibadah kantor. Waktu itu gue masih magang di PT. PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA). Gue ingat saat dia menyanyikan lagu tersebut disana, gue ngga terlalu sedih kayak saat ini. Sekarang pas gue dengar lagu ini lagi, air mata langsung menetes karena Tuhan luar biasa bekerja dalam hidup gue.

Saat gue lihat bokap gue udah lemas karena nyokap sakit, sedikit banyak itu pengaruh ke gue. Terlepas dari itu semua, gue tau gue masih punya Tuhan dan Dia ngga bakal ninggalin gue. Gue sserahin semua pergumulan dalam doa dan gue beriman bahwa Tuhan bakal nyembuhin nyokap.

Status FB dan status BBM gue selama nyokap di Rumah Sakit adalah, "I know God will cure my Mom". Kata-kata ini bukan berarti gue memaksa Tuhan untuk menyembuhkan nyokap, melainkanungkapan rasa optimis gue, iman gue terhadap Tuhan dan firman-Nya yang kekal.

Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalananNya (Markus 10:52).

"Dan apa saja yang mau minta dalam doa dengan penuh kepercayaan kamu akan menerimanya (Matius 21:22).


Puji Tuhan nyokap berangsur-angsur sembuh dan sekarang sedang masa pemulihan. Itu semua karena campur tangan Tuhan yang luar biasa :)

Wednesday 9 February 2011

Imlek Terburuk


3 February 2011 seharusnya menjadi imlek yang indah, penuh dengan canda tawa, makanan khas imlek dan pengumpulan angpao. Namun tidak untuk imlek tahun ini...


Persiapan imlek telah dilakukan jauh-jauh hari, ditandai dengan hebohnya hunting baju di berbagai Mall dan tempat, makanan khas imlek, bersih-bersih rumah, hingga rencana yang telah tersusun rapi. Semuanya hancur saat gue pulang ke toko pada tanggal 2 February 2011 (malaman imlek). Nyokap gue yang saat itu makan jeruk mulai batuk-batuk, dan semakin parah hingga asmanya kambuh. Keadaan diperburuk saat adik gue yang kecil sedang pergi main dan tidak bawa HP.

Akhirnya gue n nyokap memutuskan pulang. Karyawan di rumah disuruh tunggu adik gue pulang di toko. Nyokap masih asma hingga sore. Biasanya asmanya akan sembuh saat nyokap udah minum obat. Berhubung malam itu kami berencana makan malam di luar dan rambut gue kotor, gue memutuskan untuk creambath di salon sambil menunggu sore datang.

Sehabis creambath dan pulang ke rumah, bokap memutuskan untuk membatalkan makan malam di luar karena nyokap masih asma. Esok harinya, dokter langganan yang dihampiri pagi-pagi enggan memeriksa, bahkan hanya istrinya yang menghadap bonyok gue. Istri sang dokter tersebut bilang bahwa stok obat asma sedang habis. Dokter di dalam ENGGAN memeriksa pasien langganannya padahal nyokap sudah asma parah.

Pelajaran yang didapat dari hal ini adalah: Tidak semua orang yang berprofesi dokter itu beriwa mulia sebagaimana persepsi yang ditanamkan dari kecil (bahwa dokter adalah profesi yang mulia).

Karena hari besar dan dokter banyak yang tidak praktik, nyokap pun dibawa bokap ke klinik terdekat. Klinik tersebut memberikan obat ke nyokap, namun entah mengapa penyakit nyokap semakin parah. Di hari imlek tersebut, gue melihat bokap menangis. Seumur hidup gue melihat bokap menangis 3x, yaitu saat bisnisnya hancur, saat Akong (kakek) meninggal, dan saat nyokap sakit saat ini.

Bokap suruh gue ke Jakarta bersama ade-ade gue tanpa bokap dan nyokap buat ngerayain imlek sama Oma dari bokap. Saat itu pikiran gue langsung ngomong:
1. Mana bisa gue happy-happy saat nyokap sakit
2. Kalau mobil gue bawa, kalau nyokap perlu pakai gimana.

Gue memutuskan ngga ngerayain imlek tahun ini. Bokap udah ngga ngerti mesti gimana, nyokap ngga mau dibawa ke rumah sakit. Akhirnya setelah diyakinkan bokap, nyokap pun mau dibawa ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan, nyokap terus nanya udah sampai mana, kok lama banget. Nyokap langsung dilarikan ke UGD dan resmi hari itu juga, nyokap masuk rumah sakit. Ketika gue masuk ke kamar pasien, gue kaget lihat nyokap dengan selang infus dan selang oksigen di hidung. Gue sedih banget.. Meski dalam hidup ini gue sering banget berantem sama dia, tapi jujur dalam hati gue terdalam, gue sayang sama dia.

Gue suapin dia makan, gue yang bantu dia saat ke toilet, gue yang urus rumah dan urus semua keperluan dia. Dia ngga mau gue tungguin di rumah sakit saat malam, karena dia takut gue bakal ikutan sakit dan nanti malah tambah kacau...

Tanggal 7 February 2011 nyokap keluar dari rumah sakit meski sebenarnya dokter belum ijinin pulang. Nyokap pengen dirawat jalan aja karena di rumah sakit sakit di infus dan sakit berhubungan dengan jarum suntik.

Imlek tahun ini sungguh menyedihkan, ngga bisa happy-happy dan banyak uang yang mengalir ke rumah sakit. Namun terlepas dari itu semua, hubungan kekeluargaan ini semakin erat dan banyak hikmah yang bsa diambil, seperti pentingnya menjaga kesehatan dan siapa saja yang tulus berhubungan dengan kita.

Semoga hal ini ngga terjadi di kemudian hari. Bukan, bukan soal imlek tersebut, namun soal kesehatan nyokap.

Matius 21:22
"Dan apa saja yang kamu minta dalam DOA dengan PENUH KEPERCAYAAN, kamu akan menerimanya"