Thursday 22 March 2012

Menyikapi Kejahatan Orang Lain

 Hari Minggu, 18 Maret 2012, saya datang ke ibadah Minggu di GBI GLOW Karawaci. Pak Gilbert Lumoindong sebagai pendeta kebetulan sedang berada di Amerika. Walaupun demikian, Pak Gilbert tetap berkotbah melalui siaran media yang sudah direkam.

Topiknya, pas banget ngena di hati. Minggu tersebut saya aktif berpikir kenapa yah saat kita tidak memiliki masalah dengan orang lain, dan kita merasa tidak berbuat jahat kepada orang lain, kenapa kok kita dianggap sebagai musuh, dianggap sebagai seseorang yang seakan-akan membuat mereka tidak suka dengan semua pencapaian dan berkat Tuhan di hidup kita?

Gandum dan Ilalang
Di kotbah tersebut, Pak Gilbert memberikan sebuah perumpaan, gandum dan ilalang. Gandum, makin berisi makin merunduk, seperti layaknya padi, namun ilalang semakin berisi maka ia akan semakin tinggi ke atas. Dalam hidup, Pak Gilbert mengingatkan agar kita menjadi gandum. Begitu banyak kebaikan Tuhan di hidup kita, semua pencapaian kita itu adalah berkat Tuhan dan hendaknya kita tidak memegahkan diri. Tetaplah humble.

Pohon yang Tinggi dan Kokoh
Pak Gilbert juga memberikan sebuah ilustrasi. Pohon kokoh merupakan perumpamaan dari pribadi yang sukses, maju dan diberkati Tuhan. Semakin tinggi dan kokoh pohon tersebut, maka akan semakin besar terpaan angin yang harus dilalui. Bisakah kita menjadi pohon tinggi dan kokoh namun tidak diterpa angin besar? Jawabannya, tentu saja tidak.

Begitu juga hidup. Semakin kita menikmati kebaikan dan berkat Tuhan, semakin banyak pencapaian-pencapaian dan prestasi-prestasi yang kita ukir, maka “angin” semakin besar melanda. Alkitab sudah menjelaskan bahwa di akhir jaman akan semakin banyak pencemooh-pencemooh.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Membalasnyakah? Pak Gilbert berkata, bila orang lain berbuat jahat kepada kita, dan kita membalasnya dengan kejahatan, itu artinya kita sama jahatnya dengan orang tersebut. Tiada guna orang seperti itu di Gereja menikmati perjamuan, karena sesungguhnya, dia hanyalah utusan setan, seseorang yang diperdaya setan dan berada di Gereja. Kita tidak sepatutnya membenci orang tersebut, melainkan kasihilah orang tersebut, dan bencilah dosanya.

Lalu, bagaimana cara menghadapi orang tersebut? Diam saja, tersenyumlah, berdoalah bagi-Nya. Tidak ada gunanya memikirkan semua kejahatan mereka, itu hanya merugikan diri kita sendiri. Lebih baik mendoakan mereka dan tatap saja semua kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Kebaikan Tuhan jauh melampaui semua kejahatan yang dilakukan orang lain terhadap kita. Jadi, tetaplah bersuka cita kepada Tuhan, mengucap syukur pada semua berkat yang diberikan kepada kita.

Ini merupakan pertama kalinya saya mendengarkan kotbah dari Pak Gilbert. Saya merasa beliau adalah penyambung lidah Tuhan atas pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepala saya selama seminggu terakhir. Terima kasih Tuhan. Keep focus to God’s plan and just thankful for all blessing we received. He is good all the time.

3 comments:

Unknown said...

may I know you.. you look kind man..

Unknown said...

Nice to know u...you look kind man..

Unknown said...

may I know you.. you look kind man..