Dalam menyusun skripsi S1 ini, banyak teman-teman yang bilang gue beruntung. Dosen pembimbing (atau yang biasa disebut dengan “Dospem”) itu dipilihkan oleh pihak kampus. Dospem yang dipilihkan untuk membimbing penyusunan skripsi gue adalah Bapak Edhy Aruman, M.Si.
Awalnya dospem yang dipilihkan oleh pihak kampus bukanlah Pak Edhy. Setelah bertemu dan berdiskusi, gue dan dospem terdahulu memutuskan untuk mengambil keputusan terbaik, yaitu ganti dospem. Akhirnya gue diinformasikan pihak Thesis Bureau bahwa dospem gue adalah Pak Edhy.
Berhubung pada waktu itu gue belum mengenal Pak Edhy, gue cari tau informasi dari teman-teman. Informasi yang gue dapat rata-rata sama, yaitu dospem gue asik. Kebanyakan bilang, “Wah, enak banget sih lu dapet dospemnya Pak Edhy”. Perasaan jadi tentram deh dengar komentar ok2 semua. Hahaha..
Selama proses bimbingan, Pak Edhy membimbing dengan sabar. Cara membimbingnya pun praktis dan tidak muluk-muluk. Saran dan masukan disampaikan dengan cara yang mudah dimengerti. Tempat untuk bimbingan pun mudah, selalu di kampus, padahal banyak juga teman-teman yang kelabakan mesti nemuin dospemnya di luar kampus.
Moment-moment perjuangan yang paling gue ingat adalah saat gue butuh tanda tangan Pak Edhy sebagai syarat mengikuti sidang proposal skripsi. Waktu itu mepet banget waktunya karena satu dan lain hal. Untungnya kantor Pak Edhy ada di daerah Tanah Abang, jadi dekat. Namun sialnya, waktu itu Obama datang dan bikin macet dimana-dimana sampai banyak mulut mengumpat dan berdosa, Hahaha.. Kedatangan Obama juga berdampak luar biasa untuk gue saat itu. Beliau lewat di sore hari, saat Jakarta sedang dihampiri Si Komo, ditambah hujan. Ya sudah, welcome to Jakarta, enjoy (the traffic jam of) Jakarta! Hahaha..
Perjuangan banget ya Pak saat itu saya sampai naik ojek, hujan-hujanan dan cari-cari warnet untuk nge-print data yang kurang. Tapi justru itu kenang-kenangan juga, salah satu perjuangan menyusun skripsi yang tak terlupakan.
Dibimbing Pak Edhy itu simple. Koreksi bisa dilakukan dengan mengirimkan hasil skripsi kita melalui email untuk dicek, nanti Pak Edhy bakal baca, cek, dan kasih komentar-komentar sebagai bahan evaluasi. Ngga perlu ribet-ribet nge-print karena: (1)boros tinta, apalagi anak kos yang harus nge-print di warnet, bisa-bisa wassalam,deh dompet ini (2)praktis, kalo ada komentar di satu bagian, kita tinggal tambahin lagi dengan ketik lagi aja, (3)turut mendukung kampanye penyelamatan global warming, (4)melindungi hutan, secara hemat kertas.
Yang kadang bikin geregetan itu cuma satu, yaitu Pak Edhy suka lama baca dan balas BBM. Huaaaa!!! Padahal gue suka protes sih. Hehehe.. Tapi gue berusaha mengerti kalau Pak Edhy sibuk, karena aktivitasnya sehari-hari.
Gue beruntung banget dapet dospem yang membimbing skripsi gue dengan efisien. Hahaha… Sampai-sampai, proses skripsi ini sebenarnya bisa lebih cepat dari yang ada, Cuma gue-nya aja yang kadang kelewat santai dan sibuk dengan urusan lain. Hehehe.. Pak Edhy baik banget deh, sampai-sampai gue yang ditelepon Thesis buat cepat-cepat urus soft cover dan daftar sidang.
After all this time, terima kasih banyak untuk Pak Edhy yang udah membimbing saya dengan sabar. Maaf ya Pak kalau saya suka meneror Bapak melalui BBM. Hahaha.. Tetap sukses ya Pak.. Saya doain karirnya makin sukses dan dapat meraih gelar Doktor =D
1 comment:
So, how did it felt when you finally defended you thesis paper? I bet the hardship and effort you gave into it was all worth it. Just thinking about a thesis statement can be frustrating enough for some people to abandon their research. Anyway, you look lovely, dear!
Post a Comment