Thursday 25 November 2010

Best Teachers in My Life =)

Kamis, 25 November 2010.




Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari ini membuat gue kangen sama guru-guru terbaik gue. Harapan gue sih semoga orang yang bersangkutan dapat "tanpa sengaja" membaca tulisan gue ini.

Yang pertama adalah Bu Tarmi, guru TK gue di TK Maria Mediatrix, Kota Bumi, Tangerang. Waktu itu tahun 1994. Dia sabar banget ngajarin gue dan dia juga sayang sama gue. Sampai sekarang kalau ketemu nyokap gue, dia suka tanya kabar gue. Ada cerita unik tentang gue dan Bu Tarmi. Meski sudah masuk SD, gue ikut les privat sama dia di rumahnya. Sambil nunggu nyokap gue jemput, gue suka cerita-cerita sama dia, bahkan gue bisa-bisanya ajarin dia ngitung matematika ala konyolnya gue. Hahha..


Cerita unik lain, saat gue kelas 2 SD di Maria Mediatrix pula, bokap nyokap gue memutuskan untuk memindahkan gue ke SD Tarsisius Vireta. Waktu gue ketemu Bu Tarmi dan cerita-cerita soal ini, Bu Tarmi bilang, "Yah.. Kamu pindah.. Padahal Ibu mau ngajar kamu lho di kelas 3 SD ini, baru aja Ibu mau pindah ke SD supaya bisa mengajar kamu." Hiksss.. Sedih banget :'(

Guru favorit gue selanjutnya ada saat gue kelas 6 SD. Waktu itu di SD Tarsisius Vireta hanya ada dua kelas untuk kelas 6, yaitu kelas 6A dan kelas 6B. Sebentar lagi ujian dan guru memutuskan untuk membagi menjadi dua bagian. Murid-murid yang dianggap cepat menerima materi yang diberikan dimasukkan ke kelas 6A dan yang kurang cepat dalam menerima materi dimasukkan ke dalam kelas 6B. Waktu itu sih gue udah pasrah, toh gue tau kapasitas otak gue.



Gue kaget banget pas gue diputuskan masuk ke kelas 6A. Guru itu bernama Pak Sugi. Beliau suka isengin gue tanya kenapa gue kok orang Chinese tapi kulitnya gelap kayak kecap manis katanya. Terus minta gue cerita kenapa Akong (kakek) dari bokap gue bisa ke Indonesia, beliau kan lahir di Tiongkok.



Kisah unik seputar guru yang satu ini adalah saat gue pulang dan mobil jemputan sudah pulang. Akhirnya gue dan salah satu teman gue (namanya Ellen) memutuskan untuk nekad pulang naik angkot. Maklum lah jaman itu anak SD belum dibekali HP. Hahha.. Pas lagi jalan kaki menuju jalan raya, Pak Sugi lewat dan ajak pulang bareng di motornya. Kita bertiga naik motor beliau, untung motornya besar dan rumahnya memang tidak terlalu jauh dari kami berdua. Pas tiba di gerbang rumah, bokap gue pelototin guru gue. Bokap memang sangat melarang gue naik ojek, mungkin takut gue diculik. Waktu itu Pak Sugi pakai helm pula dan memberikan hormat dengan menundukkan kepala. Tetap saja muka bokap gue diam dan sedikit melotot. Waktu mereka pulang, gue bilang ke bokap kalo itu guru gue. Oalahh...... Hahaha...

Next, guru terbaik dalam hidup gue adalah Mr. Cosmas. Waktu gue SMP, barulah gue mengerti pentingnya belajar. Gue masih lanjut di SMP Tarsisius Vireta juga. Dari kecil gue memang terkenal dengan nilai yang jeblok, cuma mau main dan hepi-hepi, bahkan di-cap bodoh. Pas SMP gue baru deh mengerti pentingnya ilmu agar tidak disepelehkan orang. Gue masuk ranking 3 besar dan gue lumayan dekat dengan guru Bahasa Inggris, Mr. Cosmas. Orangnya ganteng banget sumpah, mirip-mirip Brad Pitt (ga bohong!). Dulu dia sempat mengikuti proses menjadi Pastur, namun akhirnya dia memutuskan untuk melepaskannya dan berkeluarga.

Waktu SMP, gue tuh orang yang sangat pesimis. Pesimis inilah yang membuat gue belajar dan bekerja lebih keras sehingga hasilnya di luar harapan, bahkan kaget sendiri dengan hasilnya yang luar biasa. Gue dan Mr. Cosmas pernah bercerita-cerita soal ini dan saat gue bilang gue bisa meraih perkembangan pesat ini karena gue pesimis. Meski belajar sudah hafal mampus, gue menanamkan kepercayaan di hati dan pikiran gue seperti, "Ahh.. Dapet 70 aja uda bagus banget, paling mentok juga gue dapet 70 doank kali".

Mr. Cosmas bilang, gue ngga boleh jadi pribadi yang pesimis. Gue harus bisa jadi orang yang optimis. Saat gue membantah bahwa gue ga akan pernah bisa jadi optimis dan pesimis itulah "alat perang" gue satu-satunya, Mr. Cosmas meyakinkan gue, "Ngga, pasti bisa."

Tidak berapa lama gue ngga liat mukanya lagi, ngga ketemu lagi dan gue kangen sama guru favorit gue ini. Ternyata dia dan keluarganya pindah ke USA. Ya ampun!! Rasanya mau marah, kok dia ngga bilang2 sih sama gue.. Sedih banget rasanya karena sampai saat ini gue ngga tau kabar dia. Gue sangat ingin bertemu dia lagi =')

Itulah tiga guru terbaik dan terfavorit untuk gue. Sampai kapan pun gue ngga akan pernah melupakan mereka. Mereka adalah replika guru terbaik, pahlawan tanpa tanda jasa. I love you all my best teachers.. =)

3 comments:

Lucianus Sugiyarto said...

Terimakasih Felicia, masih ingat pada guru-gurumu. Kelak kamu juga akan dikenang oleh anak-anakmu karena kamu juga akan menjadi guru bagi anak-anakmu.
Salam

Lucianus Sugiyarto said...

Terimakasih Felicia, masih ingat pada guru-gurumu. Kelak kamu juga akan dikenang oleh anak-anakmu karena kamu juga akan menjadi guru bagi anak-anakmu.
Salam

Felicia Fey said...

Sama-sama, Pak :)