Artikel ini beberapa hari lalu dibahas oleh salah satu media online Indonesia. Namun kali ini saya ingin membahasnya dari sudut pandang orang-orang di sekitar saya. Topik ini sebetulnya bukan buah bibir baru, melainkan sudah banyak masyarakat yang mendiskusikan hal ini.
Secara sederhana, mari kita lakukan eksperimen kecil-kecilan. Tanyakan pada pria di sekitar Anda yang masih jomblo. Apa yang diharapkan dari pasangan hidupnya kelak? Mana yang akan dia kehendaki, wanita yang sejajar dengannya atau yang jauh lebih sukses darinya?
Banyak kasus pernikahan yang terkespos di berbagai media yang menyediakan ruang konsultasi. Para suami dari wanita yang lebih sukses umumnya merasa minder karena istrinya lebih sukses dari pada dia, dilihat dari segi keuangan dan karier misalnya. Hal ini wajar bila pada umumnya pria lebih memilih istrinya sejajar saja dengan dia, bukannya justru jauh lebih sukses.
Pria yang tertarik pada wanita umumnya merasa minder bila mengetahui bahwa wanita tersebut memiliki kesuksesan yang lebih besar, atau kapasitas otak yang lebih pintar dari dirinya. Di titik inilah, banyak pria yang cepat menjauh sebelum melakukan langkah pendekatan lebih jauh.
Di sisi lain, wanita karier yang sukses juga memikirkan mengenai pasangan hidup dan tentunya dia menginginkan pria yang lebih sukses daripada dirinya. Di titik inilah, sang wanita menolak opsi pilihan pria yang mendekatinya. Wanita terus melanjutkan hidupnya dengan fokus pada kariernya sehingga waktu terus berlalu dan umur pun bertambah.
Semakin sukses seorang pria, maka semakin banyak wanita yang mendekatinya; namun semakin sukses seorang wanita, maka semakin sedikit pria yang mendekatinya.
Faktor lain yang berada di sekitar topik ini adalah rentang usia seseorang menikah. Pria menikah pada usia tua itu sudah biasa, justru disebut sebagai orang yang mapan dahulu baru menikah. Namun, apa jadinya bila wanita menikah pada usia yang tua? Usia 28 tahun saja sudah disebut sebagai usia tertua yang disarankan, karena alasan kesiapan rahim untuk mengandung dan melahirkan. Selain itu, perlu diingat adanya buah bibir orang sekitar, terlebih Indonesia adalah Negara timur, yang tentunya ungkapan “perawan tua” atau “kurang/tidak laku” sudah pasti ada.
Oleh karena itu, disadari atau tidak, topik ini betul adanya.
No comments:
Post a Comment